Minggu, 18 Agustus 2013

Bokashi Fermentation Instructions

· Put a layer of bran in the bottom of the bin.
· Place 3-4 cm layer of food waste.
· Coating evenly with a layer of bokashi bran.
· Snap on the airtight lid.
· Repeat this layering process until the bin is full.
· Top up with generous layer of bokashi bran.
· Allow it to ferment for another 2 weeks.
· Frequently drain compost tea. Use it as liquid fertilizer in diluted by adding water ( 1 : 1000 ).
· After 2 weeks, just simply bury it 20-30 cm deep under ground. Cover with soil.
· Compost will be ready in 2-3 weeks time.


Jumat, 16 Agustus 2013

Kompos Kepala Udang. Mungkinkah ?


Bahan organik yang satu ini memang cepat sekali berbau dan sangat disukai lalat, sehingga dalam waktu sehari saja pasti sudah berkeliaran ulat ulat dan bau busuknya yang membuat muntah. Bahan ini tidak mampu ditaklukan oleh komposting aerob. Padahal kepala udang ini sangat bagus sebagai pupuk. Akankah Bokashi Fermentation Composting sanggup menaklukannya ?

Ternyata selama 2 minggu masa fermentasi tidak muncul ulat ulat, biarpun ada bau khas yang tercium setiap Bokashi Bucket dibuka, pada saat memasukkan limbah organik di hari selanjutnya. Tetapi bau tersebut bukan bau busuk, melainkan bau yang masih bisa ditorelir.





Inilah photo pada saat memasukkan kepala udang ke Bokashi Bucket
Tebarkan Bokashi Bran secara merata  dalam jumlah besar.



Hasil panen Bokashi Fermention. ada bau yang cukup kuat tapi bukan bau busuk 



Memasukkan keseluruhan bahan fermentasi ke dalam pot ukuran besar.
Campurkan dengan tanah.
Tutup dengan lapisan tanah sedalam 25-30 cm

Selasa, 23 Juli 2013

Mari, ikutlah berpartisipasi.

Biasanya ibu rumah tangga membuang limbah organik berupa sisa makanan, sayur, dan daging dengan cara di masukkan kedalam kantong plastik. Rapi sekali, tapi sebentar saja sudah di aduk aduk oleh tukang sampah dan kantong plastiknya sdh hilang. Begitu juga dengan segala yang terbuat dari kaca, logam, kertas dan plastik. Sampah lain berserakan, merusak pemandangan, belum lagi baunya dan pada saat malam tiba, tikus tikus berseliweran. Inikan yang sering terjadi ?
Kalau mulai saat ini kita kumpulkan limbah organik dapur kita sendiri, lalu fermentasikan dengan cara bokashi, tunggu dua minggu, lalu gali lubang dan kuburkan dalam tanah. Dua minggu kemudian kita dapat pupuk kompos terbaik. Tapi yang paling penting, adalah kita membantu tukang sampah. Mereka tidak perlu lagi susah susah memilah plastik dari limbah organik. Bonusnya tidak ada tikus, tidak ada bau di tempat sampah kita. Dan yang yaling penting kita bisa mengatakan kita telah ikut memelihara bumi dan hidup GREEN. Kalau melakukan sesuatu yang baik pasti akan terasa bangga dan senang.
Bayangkan itu saat ini.
Lakukanlah komposting bokashi besok.
Sekecil apapun skala komposting yang kita lakukan di rumah sendiri, jika dilakukan oleh banyak orang, hasilnya akan luar biasa.

Senin, 22 Juli 2013

7 Keharusan RECYCLE

REDUCE,  REUSE,  RECYCLE

       Para Cerdik Cendekia sudah memperingatkan. Bumi kita akan makin lama makin panas, air laut akan meninggi dan menenggelamkan pulau pulau serta kota kota dipinggir pantai, sinar UV akan menyebabkan kanker kulit, udara dan air akan tercemar, tanah tanah menjadi gersang dan berdebu. Akankah bumi seperti ini yang akan kita wariskan untuk anak cucu kita?

Untuk itu ada 7 alasan mengapa Recycle harus mulai diterapkan saat ini :
1. Keuntungan Finansial.
         Produk akhir recycle harus bisa di jual atau di manfaat sehingga ada nilai komersialnya. Produk produk seperti plastik, kertas, aluminium, dan besi bekas sudah pasti langsung diambil dari tempat sampah kita pada hari yang sama, karena bisa dijual, tetapi limbah organik yang mencapai 50% dari total sampah rumah tangga belum di proses sebagai kompos. Saat ini Pemkot Surabaya telah memakai kompos untuk taman tamannya yang indah.  Bravo Kota Surabaya. Bahkan taman-taman kota Surabaya bisa menginspirasi warganya dalam memilih walikota. Kota kota lain bagaimana?
2. Penghematan Sumber Daya Alam.
         Jika kita recycle 1 juta ton besi bekas maka akan terjadi penghematan 1,3 juta ton bijih besi, 718,000 ton batubara, dan 62,000 ton batu kapur. 
3. Penghematan Energy.
         Energy yang kita perlukan untuk me recycle 20 kaleng aluminum minuman ringan, sama dengan energy yang kita butuhkan untuk membuat 1 kaleng aluminium baru. Matematika yang sangat sederhanakan ?
4. Menghasilkan Lapangan Kerja.
         Kegiatan ini cocok dengan kondisi di Indonesia, dimana terdapat tenaga kerja berlimpah, tehnologi sederhana dan mengurangi pengangguran.
5. Memperkuat Komunitas.
         Kesatuan gerak dengan dasar kesadaran masyarakat akan memperkuat kerjasama dan pengertian antar suku dan golongan sehingga menghasilkan kerukunan dan tenggang rasa yang tinggi.
6. Merevitalisasi Tanah.
         Mengembalikan kesuburan tanah sehingga produk produk pertanian mengandung vitamin dan mineral seperti masa sebelum mengenal konsep pertanian modern. Cukup satu apple sehari, kita bisa  sehat tanpa dokter. Saat ini butuh 40 apple untuk mendapatkan vitamin dan mineral seperti 1 apple pada tahun 1941.
7. Menjaga Lingkungan Hidup.
         Merupakan tanggung jawab kita untuk mewariskan bumi kepada anak cucu kita. BUmi yang layak untuk ditinggali. Jangan menunggu inisiatif orang lain, lakukan saja yang mampu kita lakukan dalam keluarga kita. Minimal sampah organik rumah tangga kita ubah menjadi kompos, dan hanya membuang sampah yang bisa di recycle di tempat sampah rumah kita. 

      Saya yakin teman teman bisa menambahkan alasan alasan lain sehingga semakin lengkap dan semakin menyemangati kita bersama untuk beraksi melakukan sesuatu demi bumi kita tercinta.

Mari singsingkan lengan kawan ...


Senin, 01 Juli 2013

Why Consider bokashi compost ?


1.       It is the nutrients.
2.       It is organic.


It is the traditional natural fertilizer that provide slow release nutrients to build natural soil fertility. Typically one ton of compost contain : 8 kgs of Nitrogen, 6 kgs of Potassium and 3 kgs of Phosporus. Nutrients are release in a slow manner, around 5-10% in the first years of application, which means when applied at a rate of 250 kgs/ha total N, approximately only 25kgs/ha of N will be released in the first  year. This is also happen to Potassium and Phosporus ( 15% released in the first year ). The benefit is to reduce the nutriens possibility of leaching away. Repeated applications in the long run will help soils to retain moisture for the longer periods and supports healthy plants. 

Organic matter is the key indicator of soil health. Good organic matter levels increase the workability and fertility of soils, improve soil structure and reduce the risk of erosion as well as reduce the risk of damage to the environment. 

It is about 50% of our daily house-hold purchases have been thrown away and ended in the town land fills that create , at least half of it are organic matter that are easily turn to bokashi compost, by just separate them from non organic  and non recyclable organic matters ( big bones ), trash them down in bokashi composting bucket, spread a layer of bokashi bran on it and close the bucket lid. Wait for 2 weeks, buried them in your garden and voila, it is that simple.  No smell, no hazardous bacteria, and it come with bonus, our healthy beautiful plant in our house garden.

It is the time that we help our nature by doing this simple thing in our house. 
I just harvest my first bokashi composting yesterday, and started my soil generator. Hopefully in 2 weeks time, I will get my first batch of compost.
   

How about you ?

Selasa, 25 Juni 2013

What is Bokashi ?

Bokashi is an organic soil amendment originally formulated in Japan, where it is widely used. It is a fermented organic fertilizer containing indigenous microorganisms and nutrients which are beneficial to soil and plants. Practical advantages associated with the use of bokashi include the rapid preparation time (only 2­4 weeks) relative to traditional compost (6 months) and the reduced cost compared to commercial fertilizers because it is manufactured from low­cost, locally available materials. Moreover, it is easily substituted for chemical fertilizers without requiring much additional training. As such, it is an appropriate tool for farmers who are in the process of making the transition from conventional to organic agriculture. The use of bokashi fertilizer can become a stepping stone from which to explore other organic agriculture practices and techniques. Bokashi can be used as a basic fertilizer during soil preparation and also as a supplementary fertilizer during the fruiting stage. Research with peanut crops has shown that crops treated with bokashi fertilizer had higher growth rates, increased nodulation and higher yield than crops treated with chemical fertilizer (Yan and Xu, 2002).